04 August, 2011

Kumpulan Kisah Klasik Dinasti Ming; Berkumpulnya Kembali Naga & Harimau


Buku tebal dan murah ini ternyata lucu juga, pada awalnya baca seri pertama dari total empat buku ini sangat berat, bukan karena muatan moral ataupun isinya tetapi lebih ke nama-nama tokohnya yang bebar-benar Chinese buanget dan gaya bahasanya karena diselingi dengan sajak-sajak atau puisi 4 baris yang diistilahin oleh buku ini sebagai kuatren. Tapi resepnya tak usah baca kata pengantar, cuplikan kuatren di sampulnya ataupun biography pengarangnya deh...langsung saja baca Bab I, setelah bingung sambil bolak-balik saja ke depan, satu pengetahuan yang kudapat ternyata periode masing-masing Dinasti di China itu sedemikian puanjangnya, masing-masing kaisar silih berganti kemudian mengganti nama dinastinya, ditaklukkan lagi oleh orang/pemberontakan yang baru kemudian berganti nama dinasti lagi begitu seterusnya sampai periode China modern entah mulai Dr.Sun Yat Sen atau Chiang Kai Sek atau yang mana, saya pun belum paham, besok cari buku yang lainnya lagi yah...

Kuartet buku ini lain dengan Tetralogi Pulau Buru-nya Pramoedya Ananta Tour, buku ini adalah kumpulan cerpen yang isinya adalah cerita-cerita rakyat dari tiap dinasti yang ada yang hidup turun-temurun di masyarakat China. Mirip cerita babat tanah Jawa macam Calon arang begitu mungkin, toh pengarangnya juga menyebutkan pada bagian pengantar tidaklah penting cerita ini benar-benar sesuai dengan kejadian sebenarnya atau tidak, ada prasastinya yang dapat dipertanggungjawabkan atau tidak, yang lebih penting adalah muatan moral yang dapat kita petik dari cerita China kuno ini pada kehidupan sehari-hari kita saat ini yang lebih modern dan cenderung sedikit amoral. Tapi disadari atau tidak setelah saya cermati lebih dalam memang karakter orang China sekarang tidak bisa dilepaskan oleh cerita kehidupan budaya rakyat China seperti dalam cerpen-cerpen ini, bahkan peninggalan-peninggalan kuil yang kata pengarangnya saat ini masih ada pun dulunya dibangun untuk menghormati kisah atau tokoh-tokoh dalam cerpen ini. So...kapan-kapan kalau kita ke China kita buktikan keberadaan monumen-monumen alam ini yah...

Kembali ke buku...Berkumpulnya Kembali Naga & Harimau ini adalah sekuel ke-3 sebenarnya dari kuartet ontologi Feng Menglong atau seri pertama dari Stories Old & New; Nasihat untuk Menyadarkan Dunia (Xingshi hengyan).. Yah..seperti kumpulan cerpen yang lain, selain cerita yang diangkat adalah sosiohistoris China klasik titik beratnya adalah pada muatan pesan moral yang ada dalam setiap penokohan maupun karakter daerah dimana cerita tersebut terjadi bagi generasi selanjutnya. Meskipun buku ini hanya kumpulan cerita namun kita bisa juga menambah pengetahuan geografi China kuno dimana nama-nama daerahnya sudah banyak diganti pada masa modern kini contohnya : Hebei (sekarang namanya Wuyang,Kabupaten Daming).

Ada beberapa hal yang selalu diangkat seperti bhakti seorang anak pada orang tuanya, ketiakawanan, perselingkuhan, hukum masyarakat, kesucian dan satu hal yang menarik benak saya adalah mengenai kepercayaan orang China pada hukum Karma. Semua janji yang tidak ditepati atau sumpah yang diucapkan oleh lidah tak bertulang akan selalu terbalaskan pada kehidupan makhluk tersebut pada kehidupan selanjutnya atau versi terjemahan saya sendiri adalah masa hukuman/penebusan dosa di masa kehidupan sebelumnya. Contoh : alkisah ada sekeluarga yang khianat pada ucapannya dan dia bersumpah jika dia melanggar ucapannya dia rela sekeluarga akan dilahirkan sebagai anjing semua pada kehidupan berikutnya. Akhirnya terbuktilah janji langit itu pada generasi berikutnya, jika dalam buku ini diabadikan dalam bentuk puisi pendek atau sajak kuatren. Terlepas asli atau tidak cerita ini kita kembalikan pada tulisan saya pada baris awal diatas, yang jauh lebih penting adalah pesan moralnya untuk kehidupan kita sat ini, terlepas dari kita Chinese, Jerman ataupun Jawa (ternyata juga disebut dalam sekuel buku ke-2 yang diistilahkan Weiliang dengan ratu perempuannya yang tegas;kalo tebakan saya sendiri yang dimaksud mungkin Ratu Sima yang memberlakukan hukum potong tangan itu, coba deh yang lebih ngerti sejarah kita cocokkan periode masa tahunnya) sekalipun.

Bab paling menarik dari sekuel ...Naga & Harimau ... bagi saya adalah kisah persahabatan dua manusia pada cerita 16...Makan Malam Ayam dan Jewawut untuk Fan Juqing, Teman Sehidup Semati...hal.378-390.. Dikisahkan persahabatan antara dua orang lelaki yang bertemu secara tak sengaja, singkat cerita karena semakin akrab akhirnya keduanya sepakat untuk saling mengangkat sebagai saudara dan berjanji pada hari tertentu tahun depannya salah satunya akan berkunjung ke rumah saudara angkatnya. Dikarenakan kesetiaan yang langka ini jatuhlah pada hari yang disepakati sang saudara muda menunggu kedatangan saudara tuanya dengan segala hidangan yang telah disiapkan, namun tunggu punya tunggu sampai tengah malam pun ketika semua hidangan sudah dingin sang tamu tak kunjung datang dan pada saat ketiduran bermimpilah lelaki tersebut didatangi oleh arwah sang saudara tua yang menyebutkan bahwa dia tidak bisa memenuhi janji suci tersebut karena telah meninggal terlebih dahulu. Disinilah keunikan kisah China klasik, hantu yang datang pun dipercayai sebagai perwakilan sang tuan sebenarnya, sehingga menyusullah si adik angkat ke kediaman kakak angkatnya meski ribuan li jaraknya dan nyatalah benar sang kakak angkat telah tiada. Sesuai adat China kuno, si adik angkat langsung mengenakan baju berkabung, menangisi kuburan saudaranya dan karena merasa tidak ada gunanya hidup lagi dia mengambil nyawanya sendiri dan dikuburkan berdampingan dengan sang kakak angkatnya. Ada beberapa cuplikan cerita yang menarik perhatian saya terkait dengan kepercayaan orang China klasik yang terbagi dalam 3 agama Tao, Budha & Konfusius yakni .....Hidup manusia tunduk pada peraturan surga dan dunia. Untuk menyelaraskan kelima unsur surga dan dunia; logam, kayu, air, api dan tanah---pada manusia ada lima sifat baik, yaitu kebajikan, keadilan, kesopanan, kearifan dan kesetiaan. Dan kesetiaanlah yang terutama dari kelima itu. Kebajikan selaras dengan kayu karena sifatnya sebagai penumbuh kehidupan. Keadilan selaras dengan logam karena keduanya berbagi sifat ketegasan. Kesopanan selaras dengan air karena sifat sederhana dan rendah hatinya. Kearifan selaras dengan api karena kecemerlangannya. Kesetiaan selaras dengan tanah karena kekuatannya....

Ajaran Konfusius ini serasa tak lekang oleh waktu, terlepas dipas-pasin atau tidak, masih relevan atau tidak dengan keadaan manusia modern sekarang kembali pada kemurnian hati serta kebeningan jiwa kita masing-masing apapun kepercayaan yang kita anut saat ini....hatur nuhun..!!!

No comments: