23 August, 2011

Jangka Jayabaya; Saatnya Bertindak Tanpa Rasa Takut & Meraih Kejayaan


Saya tidak begitu paham kedua sosok ini baik Sang Jayabaya ataupun empunya buku ini Anand Krishna. Jayabaya...? Pasti minimal kita tahu lah...tokoh yang selalu diharapkan ramalannya terjadi, si Satrio Piningit sepanjang zaman yang akan membawa kemakmuran pada segenap warga nusantara. Ha9x...kok kedengarannya kayak harapan orang apatis dan sok politis banget yah...So, how about Anand Krishna? Yang saya tahu sih dulunya sosok yang penyentuh hati macam Pak Gede Prama gitu, tapi swear saya belum pernah mengikuti kelasnya bahkan baca bukunya juga baru kali ini saja, malah yang saya dengar santer pas di infotaiment kasus skandal pelecehan kemarin itu.

Tapi so what lah...saya bedah menurut yang saya tahu saat ini dan atas kacamata sederhana saya sendiri juga (dibaca : berdasarkan cetak biru resensi hati saya sendiri), OK Bro. Jayabaya itu Raja Kediri yang paling TOP BGT lah, jadi kalau di pelajaran sejarah kelas 1 SMP semester pertama saya dulu tahun 1993 semisal dianalogikan ke Kerajaan Majapahit yah...kayak Raja Hayam Wuruk lah...tapi selebihnya saya tidak tahu (monggo kalau mau dikoreksi), asli gaktahu lagi saya. Nah kalau Anand Krishna lebih tidak tahu lagi saya, tetapi dari cara beliau bertutur dalam buku Jangka Jayabaya ini jujur saya merasakan kehadiran sosok spiritualist sejati. Tokoh dengan pengendalian tutur dan sikap sedemikian anggun, meskipun saya rasakan dari goresan penanya masih punya sisi sensitivitas emosi yang cukup menonjol, so...pantes saja kalau SMS-nya begitu romantis. Lah...sudahlah, satu lagi beliau begitu fasih berbahasa dan mengenal budaya Jawa layaknya Ronggowarsito padahal kalau dari namanya so pasti dari bumi Hindustan. Jadi malu saya sebagai orang asli berdarah trah Jowo tulen.

Langsung ke isi bukunya saja ya, sang empu cerita mencoba memposisikan diri sebagai motivator umat nusantara. Pesan yang beliau sampaikan berbeda dengan arti sosiologi Jayabaya yang selama ini saya kenal. Anand Krishna mengoreksi pemahaman ramalan Jayabaya sekaligus memberikan argumentasi empiris yang begitu up to date sekaligus tetap masuk akal tanpa menyinggung penafsiran Jayabaya pada umumnya. Contoh sangkala Jayabaya berikut :
...mbesuk yen tanah Jawa iki wis kalungan wesi...
Arti selama ini : besok jika Pulau Jawa ini sudah dikelilingi oleh rel kereta api sebagai metafora dari kalung besi.
Anand Krishna : besok jika tanah Jawa ini sudah terbelenggu oleh segenap masalah yang tak kunjung selesai terbebani oleh hutang yang tiada habis, sehingga kekacauan demi kerusuhan silih berganti datang dan rakyatnya terprovokasi untuk hidup sendiri-sendiri bahkan korupsi sebagai akibatnya.
...mbesuk yen ono kereto mabur ing awang-awang...
Arti selama ini : besok jika sudah ada pesawat terbang...
Anand Krishna : besok ketika munculnya zaman dengan segala keinginan untuk hidup sebebas-bebasnya. Pemenuhan kebutuhan hedonis demikian membelenggu, jarak tidak menjadi batas lagi dengan hadirnya teknologi misal internet.

Kuranglebihnya begitu lah...Anand Krishna yang juga telah mumpuni penguasaan budaya Jawa-nya mencoba mengolah ramalan Jayabaya dari perespektif berbeda, menghadirkan wacana baru yang cukup masuk nalar dan titik beratnya pada inspirasi. Jadi janganlan kita bersikap skeptis dengan perkembangan zaman saat ini, jangan pasif menunggu sang ratu adil, kita lah yang harus bangun dan berubah, kitalah yang harus kembali pada jalan hidup kearifan, kejujuran dan semangat bahwa selalu ada yang baik diantara segenap insan buruk dan keadaan bencana sekalipun. Anand Krishna juga mengoreksi mengapa nusantara ini selalu dalam rundungan bencana alam tiada putus, he..he..kurang nasionalis bagaimana lagi coba? Rentetan kejadian alam itu sudah merupakan hukum keseimbangan, dimana alam ini sudah tidak tahan lagi dengan akibat yang dibawa oleh perilaku umat manusia kini, sehingga harus ada mega suksesi peradaban, harus dimulai dari nol kecil lagi dengan tatanan perikehidupan yang lebih arif dan manusiawi kembali.

Saya sebagai umat muslim pun merasa sangat masuk akal dengan perspektif yang beliau suguhkan. Kita adalah subyek kehidupan, bukan obyek penunggu insan Sang Pencerah Ratu Adil, kita lah sang pencerah bagi jiwa kita sendiri-sendiri. Tidak ada zaman yang pantas ditunggu tanda-tandanya, kehidupan ini yang kekal hanya satu yaitu PERUBAHAN itu sendiri. Kesimpulannya mari kita kembali sebagai khalifah pemakmur bumi, pembawa kebaikan, pencipta kedamaian hati, pionir insan jujur dan arif dalam menyikapi kehidupan di zaman apapun kita diberikan nafas kehidupan. Jadi peradaban ini terasa seperti dalam masa keemasan layaknya ramalan Jayabaya. Dunia ini laksana surga penuh senyum dan kebajikan, sebagai referensi silang coba deh tengok buku Achmad Chodjim; Membangun Surga.

Akhir kata mungkinkah peradaban surga dalam kitab suci itu kita hadirkan atau minimal kita rasakan 1% saja di dunia fana ini...wallahualam bissawab.

Tombo Stress


Hi...hi...hi...
Selamat Pagi Indonesia...!!!

Ada sekelumit gubahan lagu yang gak sengaja terbaca oleh saya melalui BBM seoarang bapak commuter di pagi ini. Kurang lebihnya begini judulnya "Tombo Stress"...

Tombo stress iku pitu perkarane...
(Obat stress ada tujuh macamnya)
Kaping pisan ngombe jarang sakpanase...
(Yang pertama minum air panas sepanas-panasnya)
Kaping pindo nyruput baygon sak kalenge...
(Yang kedua nyeruput baygon sekaliyan sama kalengnya)
Kaping telu nguntal pacul sak gagangnge...
(Yang ketiga menelan cangkul sekaliyan sama gagangnya)
Kaping papat nguntal duren sak kulite...
(Yang keempat menelan buah durian sekaliyan sama kulitnya)
Kaping limo nguntal watu sak gedene...
(Yang kelima menelan batu sebesar mungkin)
Kaping enem njegur sumur sak jerone...
(Yang keenam nyebur sumur sedalam-dalamnya)
Kaping pitu nggantung awak sak modare...
(Yang ketujuh gantung diri sampai benar-benar mati)

Iku mau sopo biso ngelakoni...
(Siapapun orangnya yang bisa menjalani semua hal tadi)
Ora bakal stress saklawase...
(Dijamin bebas stress selamanya)

Ha...ha...ha...just kidding, thank you very much Sir..!
...untuk senyum Indonesia di pagi ini, salam semangat, damailah tanah airku, segarlah badanku, senyumlah bibirku dan optimis selalu jiwaku...MERDEKA!!!


04 August, 2011

Kumpulan Kisah Klasik Dinasti Ming; Berkumpulnya Kembali Naga & Harimau


Buku tebal dan murah ini ternyata lucu juga, pada awalnya baca seri pertama dari total empat buku ini sangat berat, bukan karena muatan moral ataupun isinya tetapi lebih ke nama-nama tokohnya yang bebar-benar Chinese buanget dan gaya bahasanya karena diselingi dengan sajak-sajak atau puisi 4 baris yang diistilahin oleh buku ini sebagai kuatren. Tapi resepnya tak usah baca kata pengantar, cuplikan kuatren di sampulnya ataupun biography pengarangnya deh...langsung saja baca Bab I, setelah bingung sambil bolak-balik saja ke depan, satu pengetahuan yang kudapat ternyata periode masing-masing Dinasti di China itu sedemikian puanjangnya, masing-masing kaisar silih berganti kemudian mengganti nama dinastinya, ditaklukkan lagi oleh orang/pemberontakan yang baru kemudian berganti nama dinasti lagi begitu seterusnya sampai periode China modern entah mulai Dr.Sun Yat Sen atau Chiang Kai Sek atau yang mana, saya pun belum paham, besok cari buku yang lainnya lagi yah...

Kuartet buku ini lain dengan Tetralogi Pulau Buru-nya Pramoedya Ananta Tour, buku ini adalah kumpulan cerpen yang isinya adalah cerita-cerita rakyat dari tiap dinasti yang ada yang hidup turun-temurun di masyarakat China. Mirip cerita babat tanah Jawa macam Calon arang begitu mungkin, toh pengarangnya juga menyebutkan pada bagian pengantar tidaklah penting cerita ini benar-benar sesuai dengan kejadian sebenarnya atau tidak, ada prasastinya yang dapat dipertanggungjawabkan atau tidak, yang lebih penting adalah muatan moral yang dapat kita petik dari cerita China kuno ini pada kehidupan sehari-hari kita saat ini yang lebih modern dan cenderung sedikit amoral. Tapi disadari atau tidak setelah saya cermati lebih dalam memang karakter orang China sekarang tidak bisa dilepaskan oleh cerita kehidupan budaya rakyat China seperti dalam cerpen-cerpen ini, bahkan peninggalan-peninggalan kuil yang kata pengarangnya saat ini masih ada pun dulunya dibangun untuk menghormati kisah atau tokoh-tokoh dalam cerpen ini. So...kapan-kapan kalau kita ke China kita buktikan keberadaan monumen-monumen alam ini yah...

Kembali ke buku...Berkumpulnya Kembali Naga & Harimau ini adalah sekuel ke-3 sebenarnya dari kuartet ontologi Feng Menglong atau seri pertama dari Stories Old & New; Nasihat untuk Menyadarkan Dunia (Xingshi hengyan).. Yah..seperti kumpulan cerpen yang lain, selain cerita yang diangkat adalah sosiohistoris China klasik titik beratnya adalah pada muatan pesan moral yang ada dalam setiap penokohan maupun karakter daerah dimana cerita tersebut terjadi bagi generasi selanjutnya. Meskipun buku ini hanya kumpulan cerita namun kita bisa juga menambah pengetahuan geografi China kuno dimana nama-nama daerahnya sudah banyak diganti pada masa modern kini contohnya : Hebei (sekarang namanya Wuyang,Kabupaten Daming).

Ada beberapa hal yang selalu diangkat seperti bhakti seorang anak pada orang tuanya, ketiakawanan, perselingkuhan, hukum masyarakat, kesucian dan satu hal yang menarik benak saya adalah mengenai kepercayaan orang China pada hukum Karma. Semua janji yang tidak ditepati atau sumpah yang diucapkan oleh lidah tak bertulang akan selalu terbalaskan pada kehidupan makhluk tersebut pada kehidupan selanjutnya atau versi terjemahan saya sendiri adalah masa hukuman/penebusan dosa di masa kehidupan sebelumnya. Contoh : alkisah ada sekeluarga yang khianat pada ucapannya dan dia bersumpah jika dia melanggar ucapannya dia rela sekeluarga akan dilahirkan sebagai anjing semua pada kehidupan berikutnya. Akhirnya terbuktilah janji langit itu pada generasi berikutnya, jika dalam buku ini diabadikan dalam bentuk puisi pendek atau sajak kuatren. Terlepas asli atau tidak cerita ini kita kembalikan pada tulisan saya pada baris awal diatas, yang jauh lebih penting adalah pesan moralnya untuk kehidupan kita sat ini, terlepas dari kita Chinese, Jerman ataupun Jawa (ternyata juga disebut dalam sekuel buku ke-2 yang diistilahkan Weiliang dengan ratu perempuannya yang tegas;kalo tebakan saya sendiri yang dimaksud mungkin Ratu Sima yang memberlakukan hukum potong tangan itu, coba deh yang lebih ngerti sejarah kita cocokkan periode masa tahunnya) sekalipun.

Bab paling menarik dari sekuel ...Naga & Harimau ... bagi saya adalah kisah persahabatan dua manusia pada cerita 16...Makan Malam Ayam dan Jewawut untuk Fan Juqing, Teman Sehidup Semati...hal.378-390.. Dikisahkan persahabatan antara dua orang lelaki yang bertemu secara tak sengaja, singkat cerita karena semakin akrab akhirnya keduanya sepakat untuk saling mengangkat sebagai saudara dan berjanji pada hari tertentu tahun depannya salah satunya akan berkunjung ke rumah saudara angkatnya. Dikarenakan kesetiaan yang langka ini jatuhlah pada hari yang disepakati sang saudara muda menunggu kedatangan saudara tuanya dengan segala hidangan yang telah disiapkan, namun tunggu punya tunggu sampai tengah malam pun ketika semua hidangan sudah dingin sang tamu tak kunjung datang dan pada saat ketiduran bermimpilah lelaki tersebut didatangi oleh arwah sang saudara tua yang menyebutkan bahwa dia tidak bisa memenuhi janji suci tersebut karena telah meninggal terlebih dahulu. Disinilah keunikan kisah China klasik, hantu yang datang pun dipercayai sebagai perwakilan sang tuan sebenarnya, sehingga menyusullah si adik angkat ke kediaman kakak angkatnya meski ribuan li jaraknya dan nyatalah benar sang kakak angkat telah tiada. Sesuai adat China kuno, si adik angkat langsung mengenakan baju berkabung, menangisi kuburan saudaranya dan karena merasa tidak ada gunanya hidup lagi dia mengambil nyawanya sendiri dan dikuburkan berdampingan dengan sang kakak angkatnya. Ada beberapa cuplikan cerita yang menarik perhatian saya terkait dengan kepercayaan orang China klasik yang terbagi dalam 3 agama Tao, Budha & Konfusius yakni .....Hidup manusia tunduk pada peraturan surga dan dunia. Untuk menyelaraskan kelima unsur surga dan dunia; logam, kayu, air, api dan tanah---pada manusia ada lima sifat baik, yaitu kebajikan, keadilan, kesopanan, kearifan dan kesetiaan. Dan kesetiaanlah yang terutama dari kelima itu. Kebajikan selaras dengan kayu karena sifatnya sebagai penumbuh kehidupan. Keadilan selaras dengan logam karena keduanya berbagi sifat ketegasan. Kesopanan selaras dengan air karena sifat sederhana dan rendah hatinya. Kearifan selaras dengan api karena kecemerlangannya. Kesetiaan selaras dengan tanah karena kekuatannya....

Ajaran Konfusius ini serasa tak lekang oleh waktu, terlepas dipas-pasin atau tidak, masih relevan atau tidak dengan keadaan manusia modern sekarang kembali pada kemurnian hati serta kebeningan jiwa kita masing-masing apapun kepercayaan yang kita anut saat ini....hatur nuhun..!!!

03 August, 2011

KOPAJA Menyusul me-Manusiawikan Diri


Selasa kemarin saya baca beberapa harian ibukota ada berita yang paling antik dan mencengangkan "Kopaja si angkutan kambing warna hijau putih itu sekarang ber-AC, meski baru 1 trayek Ragunan - Grogol". Alhamdullilah...saatnya Jakarta menata diri man, dalam berita itu disebutkan The New Kopaja ini lengkap ber-AC, sopirnya bergaji bulanan dan ada tunjangan kesehatan, jadi tidak perlu kejar setoran lagi sehingga harus ngepot kiri salto kanan bikin sport jantung pemakai jalan lainnya. Pintu juga akan selalu tertutup, desain warna mirip Transjakarta, tiket promosi yang berlaku tetap 2.000 sambil menunggu respons masyarakat kemudian nantinya akan diberlakukan tarif asli 5.000 satu kali perjalanan.

Nah...inilah yang saya tunggu dari segenap provider angkutan publik ibukota, gebrakannya yang revolusioner. Kalau pelan-pelan segenap provider mengikuti langkah Kopaja ini, kemudian dinas LLAJR atau tata ruang kota atau apalagi lah namanya, intinya koordinasi dengan pemerintah setempat mengenai pola trayeknya dengan cermat, saya yakin 5 tahun kedepan Jakarta ini akan sangat bagus pola perpindahan manusianya. Sederhana saja, ketika angkutannya sudah mulai berbenah diri untuk menyamankan pelanggannya (syukur-syukur ada program discount gitu,layaknya kompetisi merebut simpati pelangannya), kemudian diatur oleh Pak Gubernur agar masing-masing trayek angkutan pendek dan kecil ini sedapat mungkin tidak bersinggungan dengan trayek angkutan yang lebih besar seperti Transjakarta dan KRL atupun MRT nantinya, orang berduit yang sudah capek bermacet ria dan beli Pertamax Plus, wis to...pindah-pindah.

Contoh kecilnya nih; kalau jalur MT.Haryono - Gatot Subroto sepanjang dan semacet itu sudah ada Transjakartanya, yah...mulailah diatur angkutan lainnya seperti Mayasari atau PPD 41,45,115 itu hapus aja jangan ditumpukin di jalur ini, lebih baik pindah saja ke jalur alternatif lainnya yang masuk ke pinggiran yang tidak terakses Transjakarta. Dengan catatan sudah diperhitungkan lead time dan kuantitas Transjakarta yang melayani trayek ini memadai mengangkut perkiraan manusia yang melewatinya, disisi lain relokasi Mayasari atau PPD ke jalur lain dibuat seperti pengumpan Transjakarta-nya kemudian masyarakat yang memanfaatkan kedua moda transportasi publik ini mendapat insentif karena mengurangi pengunaan motor atau mobil pribadi di Jakarta. Misal orang naik PPD bayar 2.000 berkarcis, karcis PPD ini dapat ditukar ke loket Transjakarta ketika pindah moda seharusnya 3.500 jadi 2.500 saja. Sederhana khan...tinggal kemauan politis penguasa, hitung-hitungan koin-nya dan ketegasan pihak yang berwenang. Keuntungan sederhananya jalur MT.Haryono - Gatot Subroto yang seperti neraka jahanam di pagi hari jadi sedikit terkurangi oleh berkurangnya PPD dan Mayasari, Transjakarta naik omzetnya dan lebih disterilkan jalurnya, mobil pribadi yang potong jalur busway langsung kasih ganjaran tilang 500ribu tidak boleh ditawar. Hayo mau pilih angkutan umum atau bermacet ria pakai mobil? Tapi PPD dan Mayasarinya juga disulap dulu seperti KOPAJA Ragunan - Slipi tadi dulu lho ya...

Contoh lain : jalur Otista - Kp.Melayu yang sudah ada Transjakartanya kenapa angkot M16 itu tidak digeser saja, misal semua M16 berhenti ujung di PGC semua pengguna M16 yang pindah Transjakarta di PGC dapat insentif seperti skema sederhana diatas. Jalur Kramat Jati yang muacetnya kayak setan, kenapa angkot 06 dan 06A itu direlokasi ke jalur pesisir lain jadi semua 06 berhenti di ujung Pasar Rebo dan dipindah ke Transjakarta. Ini cuma ide gila lho ya...masih banyak angkot lain yang bertumbukan dengan Transjakarta, seperti M01 dengan Transjakarta Kp.Melayu - Ancol ya to...Penyakitnya angkot itu cuma satu kok, menuruti kemauan pelanggannya berhenti sembarangan di depan gang, bahkan kalau bisa mungkin di depan pagar rumah pelanggannya...ha...ha...makanya usul saya pindah saja ke daerah pinggiran sana yang jalannya berkelok-kelok, lebarnya hanya 3-4 meter dan banyak gangnya, jangan dimasukan ke dalam kota, sudah dibuatin halte sebanyak mungkin juga malah tidak terpakai.

Kata-kata mutiaranya; selamat datang The New KOPAJA, kami tunggu pada trayek-trayek yang lainnya, tapi kata Bang Jack "jangan ngetem sembarangan yah...gak beda sama KOPAJA yang lama donk...!!!"

02 August, 2011

KRL Jabodetabek "nyicil" Benahi Diri

Senin...Selasa...Rabu....dst (ini cuplikan lagu semasa sekolah TK dulu).

Kenapa cuma sampai hari Rabu saja, ya...karena memang baru 3 hari lamanya saya merasakan dan mencoba menikmati kereta jabodetabek lagi (baca : KRL) atau istilah kerennya sekarang commuter line; lha nek tak artikan apo anane yo dadi garis pekerja pinggiran (yo...koyok aku iki) ha...ha...ora kuat Dab, tuku omah ning Jakarta.

Balik maning nang KRL....ono opo to jane?

Inilah moda transportasi yang beberapa minggu terakhir ini sering masuk media, baik televisi, koran maupun media online bo...(yang terakhir itulah yang sering dibaca oleh para pelanggan setia KRL lewat BB atau Smartphone-nya). Salah-salah tak koreksi bukan pelanggan tapi penumpang, wong mbayar kok diceluk penumpang, untung ora penggandul opo pengganjel lawang, opo maneh pemanjat atap, lho...iku kabeh mau yo podo mbayar lho...jadi lebih pas kali begini bunyinya "...para PELANGGAN kereta commuter line yang terhormat, kereta ini adalah kereta AC commuter line jurusan Ps. Minggu, Depok, Bogor yang saat ini berhenti di tiap-tiap stasiun dengan harga tiket yang berlaku 7.000 rupiah. Mohon para PELANGGAN yang terhormat memastikan tidak salah naik dan apabila tidak memungkinkan naik jangan memaksakan diri, karena para PELANGGAN yang terhormat dapat menunggu kereta berikutnya....terima kasih". Rak luwih maherel mbok dirasakke ning kuping lan ning ati, dan jelas lebih menghargai serta manusiawi.

Sorry, berhubung sing nulis lagi males jadi dilanjutin lagi beberapa minggu kemudian. Sebulan rasanya kurang lebih perjalanan commuter line , yo...nek dibilang nyaman babar blas nggak, tapi setidaknya adil-lah sekarang, sama rata sama rasa, semua stasiun berhenti, kalo sore jam pulang kerja itu yah...setidaknya tiap 10 menit ada kereta datang. Jadi gak kayak dulu lagi, KRL anu-anu masih di stasiun ini menunggu salip Pakuan terlebih dahulu, jadi sing sabar yo Pak/Bu, ha..ha...ha...

Tapi ngomong-ngomong, sekarang Tol Jagorawi yo wis penak lho...ora patiko muacet koyok zaman uedan 2 bulanan yang lalu pas lagi mulai pelebaran Cibubur. Sekarang sudah 4 jalur free bisa sikat kiri penyak kanan kalo ada yang lagi ngalamun di jalur paling kanan. Saya usul, jalur yang paling kanan itu ditulisi "Jalur ini tidak boleh digunakan untuk kendaraan dibawah kecepatan 80 km/jam" atau lebih pasnya "Dilarang menghalangi kendaraan lain di jalur paling kanan! (kalo anda mau sms-an pindah jalur paling kiri)" khan ada peringatan "Dilarang mendahului kendaraan dari jalur kiri toh?" Jadi mau naik KRL atau naik mobil lagi wis peunak lah sekarang ke Bogor. Tapi bertahan berapa lama kita hitung lagi nanti setelah tol depok tembus Jagorawi jadi, ha...ha...selamat mengeremet lagi bung.

Saya tetap setuju tulang punggung perpindahan manusia itu menggunakan angkutan umum, apalagi suatu saat atau masanya nanti, angkutan umum itu NYUAMAN, daya angkutnya buesar, lebih cepat, lebih diutamakan pemerintah, lebih menghargai pelanggannya bukan penumpangnya (yah...sing rada customer oriented lah, meskipun nggak punya saingan). They not passenger man, but customer OK?!!

Sementara ini dulu unek-unek saya lain kali tak clometan kembali, yah sekedar menyalurkan kekesalan dan pencermatan lingkungan. Tanpa bermaksud menyinggung siapapun, intinya adalah dalam keadaan sekepepet apapun budjetnya, tetaplah mengusahakan yang terbaik demi kebaikan bersama. Siapa tahu kalau KRL Jabodetabek nanti sudah BUANYAK & NYUAMAN, Transjakarta sudah terintegrasi dengan KRL, kemudian MRT sudah jadi, syukur-syukur ada Sinkansen di Indonesia maka Ibukota Jakarta tidak usah dipindah dan Jakarta tercinta ini bisa menjadi destinasi wisata dunia layaknya tetangga sebelah.

Gakusah jauh-jauh lah, Singapore aja bisa punya MRT dari Changi ke seluruh penjuru kota, mosok orang Jakarta yang mau ke Cengkareng harus rebutan omprengan di depan BNN Cawang...mau sampai kapan Pak/Bu, nunggu tambahan jalan tol baru lagi disusun 10 tingkat..???

06 July, 2011

Titik Balik; Kebangkitan dan Uji Konsistensi

Rasulullah SAW., pernah bersabda; "Pemberian Allah kepada Musa bin Ímran, dimuat dalam Alwah", berupa 10 perkara, yaitu :

1. Hai Musa jangan syirik kepada Allah, karena telah menjadi keputusan-Ku bahwa api neraka akan menyengat orang-orang musyrik.
2. Berbaktilah kepadaku dan kedua orangtuamu, pasti menghindarkan bahaya darimu, diperpanjang usiamu dengan penghidupan yang baik, lalu dialihkan ke alam yang lebih baik.
3. Jika engkau membunuh jiwa (manusia) tanpa alasan nyata kebenarannya, karena akibatnya dunia yang luas dan langit dengan segala penjurunya akan menjadi sempit bagimu, dan kau pulang ke dalam neraka dengan penuh murka dari-Ku.
4. Jangan menyalahgunakan sumpah-Ku pada dusta dan pelanggaran, karena tidaklah Aku mensucikan orang yang tidak membersihkan dirinya, serta tidak memuliakan asma-Ku.
5. Janganlah kau hasud (iri hati) atas pemberian-Ku kepada orang lain, akibatnya menjadi musuh nikmat-Ku, menolak kehendak-Ku dan membenci ketentuan rezeki bagi hamba-hamba-Ku dan bukanlah kumpulanku orang yang hasud.
6. Janganlah engkau menjadi saksi buat (yang diluar pengetahuan, ingatan akal serta perasaan), akibatnya Aku akan menuntut saksi-saksi itu dengan cermat atas kesaksian mereka.
7. Janganlah mencuri dan janganlah pula berzina dengan istri tetanggamu, pasti rahmat-Ku tertutup bagimu, demikian pula pintu-pintu langit.
8. Janganlah berkurban (menyembelih domba) untuk selain Aku, karena segala kurban tidak diterima, kesucian yang disembelih dengan menyebut asma-Ku secara ikhlas untuk-Ku.
9. Cintailah sesama manusia, seperti kau mencintai dirimu sendiri.
10. Luangkanlah hari Sabtu, melulu beribadah kepada-Ku dan liburkanlah keluargamu.