25 February, 2009

Ketekunan; Obat untuk Orang yang Inkonsisten

Ada pepatah lama bilang "Orang pintar masih kalah sama orang yang tekun." Sebenarnya seberapa jauh sih kekuatan dari ketekunan ini. Ketekunan terbentuk dari kata dasar "tekun" (baca : hajar terus, benar atau salah yang penting sekarang maju terus). Kondisi ini memang amat kita butuhkan jika kita sedang gundah, sedang bingung apakah yang kita lakukan ini benar yah..? Apa metode yang harus kita tempuh, seberapa akurat dan efisienkah hasilnya, yang akhirnya menimbang-nimbang terus tak jua melangkah, malah akhirnya beralih ke sesuatu tindakan pelarian yang jauh dari profitable. Apa ya nggak lebih baik, ambil tindakan sekarang, peduli amat sama pandangan orang "..itu khan sudah banyak yang melakukan.., susah itu, hasilnya dikit, gak efektif dan tetek bengek yang lainnya lagi." So...take action now dan tekunilah...!!!

Kita memang manusia yang cenderung cari enaknya, cenderung berleha-leha, sekarang dapat motivasi Pak Andrie Wongso (Yes, Luar Biasa, Bisa, Bisa, Bisa) tapi begitu keluar ruangan 1 jam kemudian menguaplah semua itu semangat bak kobar api "Mrapen Abadi" terendam luapan Waduk Kedungombo. Ibarat masuk telinga kiri sekejap kemudian keluarlah dari telinga kanan. Ketika sudah mencoba dalam proses menggapai tujuan pun masih banyak kendala dan godaannya, cenderung untuk berleha-leha kembali. Nah...disinilah gunanya sebuah ketekunan, hajar terus, soal hasilnya ntar lah, yang penting tempuh terus prosesnya. Proses evaluasi dapat kita lakukan dalam proses perjalanannya, sehingga menjadi tambahan khasanah pengalaman kita, semakin mematangkan diri demi tercapai cita-cita mulia kita dengan percepatan yang lebih mendekat.

Ayolah..coba terapkan satu kata "ketekunan" ini, pokoknya lakukan dan lakukan, tempuhlah prosesnya setelah cita-cita sudah ditetapkan dan gambaran keenakan dari keberhasilan pencapaiannya terus menerus kita jaga juga tetap menyala penuh dalam benak dan mengilhami langkah kita. Selain itu "ketekunan" ini juga dapat terus kita lakukan dengan membayangkan efek sakitnya jika cita-cita mulia kita itu tidak tercapai atau minimal semakin lama kita capai.

So...tekunlah dalam berusaha, tekunlah dalam memelihara kobar semangat kita, tekunlah dalam menyalakan preview mimpi kita dan terakhir tetaplah bersyukur dengan apa yang telah kita capai dalam setiap tahapan prosesnya.

No comments: